Sunan Abu Daud adalah salah satu dari enam kitab hadits utama dalam Islam (Kutub as-Sittah) yang disusun oleh Imam Abu Daud as-Sijistani. Kitab ini berisi sekitar 4.800 hadits yang diseleksi dari sekitar 500.000 hadits yang beliau kumpulkan.
Imam Abu Daud sangat selektif dalam memilih hadits-hadits yang dimasukkan dalam kitabnya. Beliau berkata: "Aku hanya mencantumkan hadits-hadits yang shahih atau mendekati shahih. Jika ada hadits yang sangat lemah, aku akan menjelaskan kelemahannya."
Haddathanā ʿUthmān wa Abū Bakr ibnā Abī Shaybah, qālā: Haddathanā ʿUmar bin Saʿd ʿan Sufyān ʿan aḍ-Ḍaḥḥāk bin ʿUthmān ʿan Nāfiʿ ʿan Ibn ʿUmar, qāla: Marra rajulun ʿalā an-Nabīyi ṣallallāhu ʿalayhi wasallam wa huwa yabūlu fa-sallama ʿalayhi fa-lam yarud ʿalayhi. Qāla Abū Dāwūd: Wa ruwiya ʿan Ibn ʿUmar wa ghayrihi anna an-Nabīya ṣallallāhu ʿalayhi wasallam tayammama thumma radda ʿalā ar-rajuli as-salām.
Terjemahan:
Telah menceritakan kepada kami [Utsman] dan [Abu Bakar] keduanya putra Abu Syaibah, mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami [Umar bin Sa'd] dari [Sufyan] dari [Adh Dhahhak bin Utsman] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dia berkata; Pernah ada seorang laki-laki melewati Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika beliau sedang buang air kecil, lalu laki-laki itu mengucapkan salam kepada beliau, namun beliau tidak menjawab salamnya. Abu Dawud mengatakan; Telah diriwayatkan dari Ibnu Umar dan selainnya, bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertayammum, kemudian beliau menjawab salam laki-laki tersebut.
Perawi: Utsman bin Abu Syaibah dan Abu Bakar bin Abu Syaibah Sumber: Kitab Thaharah
Haddathanā Muḥammad bin al-Muthannā, haddathanā ʿAbd al-Aʿlā, haddathanā Saʿīd ʿan Qatādah ʿan al-Ḥasan ʿan Ḥuḍayn bin al-Mundhir Abī Sāsān ʿan al-Muhājir bin Qunfudh anna-hu atā an-Nabīya ṣallallāhu ʿalayhi wasallam wa huwa yabūlu fa-sallama ʿalayhi fa-lam yarud ʿalayhi ḥattā tawaḍḍaʾa thumma iʿtadhara ilayhi fa-qāla: Innī karihtu an adhkura Allāha ʿazza wa jalla illā ʿalā ṭuhrin aw qāla: ʿalā ṭahārah.
Terjemahan:
Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Abdul A'la] telah menceritakan kepada kami [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Al Hasan] dari [Hudhain bin Al Mundzir Abi Sasan] dari [Al Muhajir bin Qunfudz] Bahwasanya dia pernah menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika beliau sedang buang air kecil, lalu dia mengucapkan salam kepada Nabi, namun beliau tidak menjawab salamnya hingga berwudhu, kemudian beliau meminta maaf seraya bersabda: "Sesungguhnya aku tidak suka menyebut Nama Allah Ta'ala kecuali dalam keadaan suci."
Perawi: Muhammad bin al Mutsanna Sumber: Kitab Thaharah
Haddathanā Muḥammad bin al-ʿAlāʾ, haddathanā Ibn Abī Zāʾidah ʿan abīhi ʿan Khālid bin Salamah yaʿnī al-Faʾfāʾ ʿan al-Bahiy ʿan ʿUrwah ʿan ʿĀʾishah, qālat: Kāna Rasūlullāhi ṣallallāhu ʿalayhi wasallam yadhkuru Allāha ʿazza wa jalla ʿalā kulli aḥyānihi.
Terjemahan:
Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al 'Ala] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abi Za`idah] dari [Ayahnya] dari [Khalid bin Salamah, yakni Al Fa`fa] dari [Al Bahiy] dari ['Urwah] dari [Aisyah] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selalu berdzikir kepada Allah 'azza wajalla di setiap kondisi beliau.
Perawi: Muhammad bin Al 'Ala Sumber: Kitab Thaharah
Haddathanā Naṣr bin ʿAlī ʿan Abī ʿAlī al-Ḥanafī ʿan Hammām ʿan Ibn Jurayj ʿan az-Zuhrī ʿan Anas, qāla: Kāna an-Nabīyu ṣallallāhu ʿalayhi wasallam idhā dakhal al-khalāʾa waḍaʿa khātamahu. Qāla Abū Dāwūd: Hādhā ḥadīthun munkarun, wa innamā yuʿrafu ʿan Ibn Jurayj ʿan Ziyād bin Saʿd ʿan az-Zuhrī ʿan Anas anna an-Nabīya ṣallallāhu ʿalayhi wasallam ittakhadha khātaman min wariqin thumma alqāhu, wal-wahmu fīhi min Hammām, wa lam yarwihi illā Hammām.
Terjemahan:
Telah menceritakan kepada kami [Nashr bin Ali] dari [Abu Ali Al Hanafi] dari [Hammam] dari [Ibnu Juraij] dari [Az Zuhri] dari [Anas] dia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam apabila hendak masuk WC, beliau menanggalkan cincinnya. Abu Dawud berkata; Ini adalah hadits munkar, sedang yang diketahui dari [Ibnu Juraij] dari [Ziyad bin Sa'ad] dari [Az Zuhri] dari [Anas] adalah bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menggunakan cincin dari perak kemudian beliau membuangnya. Kekeliruan di sini dari Hammam, dan hadits ini tidak diriwayatkan kecuali dari Hammam.
Haddathanā Zuhayr bin Ḥarb wa Hannād bin as-Sarī, qālā: Haddathanā Wakīʿ, haddathanā al-Aʿmash, qāla: Samiʿtu Mujāhidan yuḥaddithu ʿan Ṭāwus ʿan Ibn ʿAbbās, qāla: Marra Rasūlullāhi ṣallallāhu ʿalayhi wasallam ʿalā qabrayni fa-qāla: Innahumā yuʿadhdhabāni wa mā yuʿadhdhabāni fī kabīr, ammā hādhā fa-kāna lā yastanzihu min al-bawl, wa ammā hādhā fa-kāna yamshī bi-n-namīmah. Thumma daʿā bi-ʿasībin raṭbin fa-shaqqahu bi-thnayn, thumma gharasa ʿalā hādhā wāḥidan wa ʿalā hādhā wāḥidan wa qāla: Laʿallahu yukhaffafu ʿanhumā mā lam yaybasā. Qāla Hannād: Yastatiru makāna yastanzihu. Haddathanā ʿUthmān bin Abī Shaybah, haddathanā Jarīr ʿan Manṣūr ʿan Mujāhid ʿan Ibn ʿAbbās ʿan an-Nabīyi ṣallallāhu ʿalayhi wasallam bi-maʿnāhu, qāla: Kāna lā yastatiru min bawlihi, wa qāla Abū Muʿāwiyah: Yastanzihu.
Terjemahan:
Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] dan [Hannad bin As Sari] mereka berdua berkata; Telah menceritakan kepada kami [Waki'] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dia berkata; Saya mendengar [Mujahid] menceritakan dari [Thawus] dari [Ibnu Abbas] dia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah melewati dua kuburan lalu bersabda: "Sesungguhnya keduanya sedang diadzab, dan keduanya tidak diadzab karena dosa besar. Adapun yang ini, maka karena dia tidak bersuci dari kencing, sedangkan yang ini, karena dia berjalan dengan namimah." Kemudian beliau menyuruh seseorang mengambil dahan kurma basah, lalu dibelah menjadi dua, kemudian beliau menanamkannya pada kuburan ini dan menanamkan satunya pada kuburan yang lain, dan beliau bersabda: "Semoga ia dapat meringankan keduanya selama ia belum kering." Hannad meriwayatkan dengan lafazh yastatir pada tempat yastanzih. Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Mujahid] dari [Ibnu Abbas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, yang semakna dengan lafazh di atas, dia menyebutkan; "dia tidak menutup diri dari kencingnya", sedangkan Mu'awiyah menyebutkan; "dia tidak bersuci."
Perawi: Zuhair bin Harb dan Hannad bin As Sari Sumber: Kitab Thaharah
20
Bab Kisah Bani Israil yang Memotong Bagian yang Terkena Kencing
Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Abdulwahid bin Ziyad] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Zaid bin Wahb] dari [Abdurrahman bin Hasanah] dia berkata; Saya pernah pergi bersama Amru bin Al Ash menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian beliau keluar dengan membawa perisai, lalu menutup diri dengannya dan buang air kecil. Maka kami katakan; "Lihatlah, beliau buang air kecil seperti perempuan buang air kecil." Nabi mendengar hal itu, maka beliau bersabda: "Apakah kalian belum tahu apa yang didapatkan oleh salah seorang Bani Israil? Dahulu bani israil apabila terkena air kencing, maka mereka memotong bagian yang terkena air kencing, lalu orang tersebut melarang mereka dari perbuatan demikian, maka dia pun diadzab di dalam kuburnya." Abu Dawud berkata; [Manshur] berkata dari [Abu Wa`il] dari [Abu Musa] berkenaan dengan hadits ini, dia meyebutkan; (Yakni apabila mengenai) kulit salah seorang dari mereka. Sedangkan ['Ashim] berkata dari [Abu Wa`il] dari [Abu Musa] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tubuh salah seorang dari mereka."